Foto : Ilustrasi
Kabar Post - Gondrong merupakan sebutan bagi seseorang yang memiliki rambut panjang. Namun, gondrong hanya berlaku bagi anak laki-laki. Dalam perkuliahan, tak jarang kita melihat mahasiswanya yang juga berambut gondrong, Di kampus-kampus biasanya kita jumpai, kebanyakan mahasiswa berambut gondrong ada di jurusan Teknik. Namun jurusan seperti keguruan hampir dipastikan tidak ada.
Dunia perfilman seperti sinetron, karakter antagonis diperankan oleh orang-orang berambut gondrong, mungkin inilah yang menyebabkan persepsi masyarakat bahwa orang yang berambut gondrong identik tidak baik.
Terdapat istilah dari bahasa inggris Don’t judge a book by its cover! (Janganlah Anda menilai seseorang dari luarnya saja!). Begitu juga yang terjadi bagi mahasiswa yang berambut gondrong, Bagaimana jika mahasiswa gondrong tersebut memiliki banyak prestasi ataupun berkelakuan baik di kampusnya, secara kepintaran tentu bukan rambut kita yang menentukan dia pandai atau bodoh, tapi bagaimana otak seseorang tersebut berfungsi.
Seringkali kita menilai sesuatu dari luarnya saja, apa yang tampak di mata tetapi bukan fakta yang ada dibelakangnya. Hal itu wajar, karena mata hanya melihat keindahan pada fisik seseorang, melainkan kita harus cari dahulu agar kita paham seberapa indah hal tersebut.
Aturan yang berlaku di tiap kampus yang melarang mahasiswanya berambut gondrong sepertinya perlu dikaji ulang. Memang peraturan ini hanya sepele, tapi berdampak juga kepada mental mahasiswanya.
Koruptor di luar sana bisa kita lihat, mereka memakai dasi, jas, dan rambut rapi. Namun, kelakuan mereka mencuri uang rakyat. Bahkan, mantan menteri Agama Suryadharma Ali terjerat kasus korupsi. Apakah kerapihan seseorang menentukan tingkah laku sebenarnya?
Tentunya bagi mahasiswa gondrong, seakan terjadi diskriminasi di kampusnya. Setiap orang tentunya memiliki hak asasi, apalagi kebebasan berekspresi. Batasan-batasan berekspresi pastinya telah dipahami oleh mahasiswa yang bersangkutan. Asal tidak mengganggu orang lain. Masing-masing manusia berbeda-beda pemikiran.
Jika peraturan kampus melarang mahasiswanya berambut gondrong. Apakah kampus tersebut sebagai sebuah wadah mahasiswanya yang ingin mencalonkan diri sebagai tentara, berambut cepak. Rasanya kaku jika kita bertemu orang lain dengan setelan kaku seperti itu.
Semasa sekolah dulu, sah-sah saja sekolah melarang siswanya berambut panjang. Namun memasuki dunia perkuliahan mahasiswa tentu sudah menetukan kemana arah dia karena mahasiswa sudah dianggap dewasa.
Masyarakat mestinya sadar bahwa tidak ada hubungan antara model rambut dan perilaku seseorang karena keduanya sangat berbeda.
Mungkin jika seseorang yang berambut gondrong ingin melamar pekerjaan, dia pasti akan memotong rambutnya. Jika syarat mutlak pekerjaan tersebut mengharuskan untuk memangkas rambut.
Kuliah adalah tempat dimana kita belajar, disini juga bukan tempat kita melamar kerja. Jadi, biarkanlah mahasiswa berekspresi tanpa mengusik orang lain. Gondrong ini adalah seni, dan seni itu sendiri tidak kaku.
Semoga kedepan, aturan dilarang gondrong dapat dikaji oleh pihak akademik, agar kenyamanan mahasiswa gondrong dalam perkuliahan berjalan lancar, dan juga menjadi penyemangat mahasiswa itu sendiri.
Sumber :sumberpost.com
0 Response to "Rambut Gondrong Kenapa Harus Dilarang?"
Post a Comment