KABARPOST, MALANG - Ciri khas Anwar dalam mendukung Arema memang tak ada duanya. Meski ada beberapa yang juga mengenakan kostum singa dalam mendukung Arema, namun hanya Anwar lah satu-satunya yang bisa bertahan hingga hampir 25 tahun. Selama itu pula, anwar mengaku ada sesuatu yang menarik bagi dirinya dalam setiap perjalanan menuju stadion di mana Singo Edan bertanding.
Ia mengisahkan misalnya, ketika dirinya berangkat menuju stadion dan dijalan kebetulan menjumpai ada orang meninggal, maka tim kebanggaannya Arema sering kalah. “Kalau tidak begitu ya seri, menang tidak pernah,” kata Anwar di rumahnya, Senin, 4 April 2016 malam WIB.
Wajahnya yang mulai keriput dimakan usia tak memengaruhi semangatnya ketika bercerita soal loyalitasnya dalam mendukung Arema. Ke mana pun Arema bertanding baik di kandang maupun di luar kota, dirinya tidak pernah absen kalau tidak ada halangan yang sangat penting.
Tak hanya pertanda seperti menjumpai orang meninggal, namun juga soal hitungan jawa dia perhitungkan yang percaya tidak percaya juga berpengaruh terhadap hasil akhir pertandingan yang dijalani Singo Edan. Perhitungan jawa ini juga menjadi referensi bagi dirinya untuk menentukan langkah akan berputar ke arah mana ketika pertandingan akan dimulai.
Ia juga yakin kalau selama perjalanan dari rumah menuju stadion tidak menjumpai orang meninggal pasti Arema menang. Bahkan, saking titennya atau jelinya dia membaca pertanda apakah Arema menang atau kalah, banyak orang yang bertanya kepadanya sebelum pertandingan dimulai untuk dibuat prediksi taruhan. “Banyak yang Tanya, tapi ya tidak saya jawab,” ujarnya.
Topeng Kepala Singa yang selalu menjadi ciri khasnya dalam mendukung Arema seperti memiliki danyang karena sering dia menjumpai anak-anak kecil yang menjerit ketika berpapasan dengan kepala singa miliknya. “Saya menandai ketika ada anak kecil yang menjerit melihat kepala singa ini, ya pasti ada sesuatu, saya juga tidak tahu apa,” katanya.
Semasa muda, Anwar memang sudah kental dengan kesenian di jaranan dan pencak khas Malang yang kini sudah punah. Alat-alat seperti ketipung, kendang, dan jidor sudah akrab serta kuda lumping yang besar. “Sekarang kesenian ini masih tersisa di Lumajang, kalau di Malang sudah tidak ada. Yang ngetrend sekarang bantengan,” katanya. Di usianya yang sudah 60 tahun ini, Anwar masih bertekad tetap mendukung tim kesayangannya setap kali berlaga. “Kalau bisa sampai titik darah penghabisan,” katanya dengan sorot mata tajam.
Sumber : okezone.com
0 Response to "Si 'Manusia Singa' yang Setia Mendukung Arema (2-Habis)"
Post a Comment