NAJAF – Pemakaman Wadi al Salam di Najaf, Irak yang dijuluki sebagai kuburan terbesar di dunia, diperbesar kapasitasnya menjadi dua kali lipat. Sebab, semakin banyak jumlah orang yang meninggal dunia akibat konflik antara kelompok militan ISIS dengan pasukan Irak.
Kuburan tersebut memiliki tempat tersendiri di hati umat Islam yang beraliran Syiah. Sebab, kuburan itu mengelilingi makam Imam pertama Syiah, Ali bin Abi Talib, yang merupakan sepupu sekaligus menantu dari Nabi Muhammad SAW.
Seperti dimuat Reuters, Rabu (24/8/2016), sejak ISIS menguasai dua pertiga Irak pada 2014, jenazah yang dimakamkan setiap harinya mencapai 150-200 orang. Menurut ahli sejarah bernama Abu Saybi, sebelumnya hanya 80-120 jenazah yang dimakamkan setiap harinya di kuburan tersebut.
Militer yang menganut aliran Syiah sering berziarah ke makam Imam Ali sebelum turun ke medan perang melawan ISIS. Mereka juga meminta agar dikuburkan di Wadi al Salam jika gugur dalam medan perang sebagai hadiah dari pengorbanan.
Meningkatnya jumlah jenazah yang dikuburkan berdampak pada kenaikan harga satu liang lahat. Harga satu liang lahat berukuran 25 meter persegi melonjak hingga USD4.100 (setara Rp54,2 juta). Angka tersebut lebih besar dua kali lipat dibandingkan sebelum ISIS berkuasa di Irak.
Luas Taman Pemakaman Wadi al Salam sendiri mencapai 10 kilometer (km) persegi. Kuburan tersebut menjadi daya tarik bagi umat Islam Syiah untuk dikuburkan berdekatan dengan Imam Ali. Jika dilihat berdasarkan kewarganegaraan, maka warga Iran yang didominasi Islam Syiah menjadi yang kedua terbesar setelah Irak.
0 Response to "Kuburan Terbesar di Dunia Diperluas untuk Makamkan Korban ISIS "
Post a Comment